Jumat, 15 Agustus 2008

"ASISTEN DOKTER HEWAN TERCIPTA DISINI"

Asisten dokter hewan atau yang biasa lebih dikenal dengan mantri hewan adalah paramedis yang membantu pekerjaan dokter hewan dalam menangani pasien seperi menyuntik, mengukur berat badan pasien, ataupun menjahit luka. Namun paramedis hewan ini tidak mempunyai kewenangan dalam mendiagnosa penyakit hewan ataupun kewenangan dokter hewan lainnya, paramedis hanya membantu aplikasi dalam mengani pasien.
Di Kalimantan Selatan di kabupaten Tanah Laut tepatnya ada Sekolah Pertanian Pembangunan yang mempunyai jurusan kesehatan hewan yang khusus mendidik asisten – asisten dokter hewan tersebut. Melalui perbincangan singkat bersama Drh. Sujoni yaitu salah seorang staf pengajar kami memperoleh beberapa informasi tentang sekolah ini.
Di seluruh Indonesia masih ada tiga Sekolah Pertanian Pembangunan negeri yang menyediakan jurusan kesehatan hewan ini yaitu Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Kalimantan Selatan, SPP Kupang, dan SPP Sulawesi Selatan .
SPP Kalimantan Selatan sendiri telah berdiri sejak tahun 1982, namun jurusan kesehatan hewan itu sendiri baru mulai dibuka pada tahun 2004, bahkan pada saat itu merupakan yang pertama di Indonesia dan menjadi sorotan perhatian dan percontohan dari SPP seluruh Indonesia. Dibukanya jurusan kesehatan hewan ini dilatar belakangi oleh semakin diperlukannya tenaga kesehatan hewan di Kalimantan Selatan apalagi setelah menteri pertanian mencanangkan bahwa setiap desa diperlukan 1 orang paramedis sehingga dibutuhkan sekolah yang dapat melahirkan paramedis – paramedic yang siap pakai.
Untuk menunjang jurusan kesehatan hewan (Keswan) sekolah ini juga mempunyai beberapa fasilitas – fasilitas diantaranya Laboratorium Keswan tipe B, Laboratorium IPA, Klinik Hewan beserta peralatan dan obat - obatannya, Ternak sapi perah, Ternak sapi potong, Ternak puyuh, Ternak unggas potong dan petelur, Kuda, beserta Laboratorium computer, bahasa, dan multimedia. Tenaga pengajar yang dimiliki SPP Kalimantan Selatan untuk menunjang jurusan ini ada 4 orang dokter hewan dan D3 Keswan serta dibantu oleh staf – staf pengajar lain yang juga berkompeten di bidangnya.
Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari beliau kurikulum jurusan kesehatan hewan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Normatif, Adaptif dan Produktif yang diberikan dengan bobot praktek 70% dan teori 30%. Berikut kurikulum jurusan kesehatan hewan ini :
Normatif : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Agama, Bahasa Indonesia, Sejarah Nasional Indoesia dan Umum
Adaptif : Matematika, Bahasa Inggris, IPA Terpadu, Teknik Komunikasi dan Komputer
Produktif : Anatomi Histologi Fisiologi ternak, Patologi Anatomi, Pengetahuan Obat dan Vaksin, Pengetahuan Penyakit Hewan, Reproduksi Ternak, Kesmavet dan UUD Veteriner, Pemeriksaan Laboratorium, Pengetahuan Klinik Hewan dan Pengobatan, Peternakan Umum, Ilmu Makanan Ternak, Manajemen Agribisnis, Konservasi Sumber Daya Alam, Swakarya Wirausaha, Teknologi Pasca Panen, Kapita Selekta, dan Praktek Kerja Veteriner.

Beliau juga menuturkan bahwa kekurangan staf tenaga pengajar khususnya dari kalangan dokter hewan merupakan kendala terbesar yang dihadapi semenjak dibukanya jurusan keswan ini. Beliau mengaku cukup kerepotan dengan padatnya jadwal mengajar anak – anak didiknya. Tidak banyak dokter hewan yang mau menjadi pegawai negeri oleh sebab itulah hanya beberapa SPP di Indonesia yang berani membuka jurusan keswan ini. Selain itu juga ada kendala - kendala lainnya seperti masih kurangnya jumlah fasilitas – fasilitas yang menunjangnya, memang fasilitasnya cukup lengkap namun jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah siswanya sehingga tidak proposional. Untuk mengatasi kendala tersebut pihak sekolah juga sudah berupaya dikit demi sedikit memperbanyak fasilitas – fasilitasnya dan juga dibantu oleh dinas peternakan setempat.
Diambil dari data statistic SPP Kalimantan Selatan minat masyarakat pada jurusan ini semakin tahun semakin meningkat dari luar propinsi bahkan dari luar pulau. Hal ini disebabkan prospek ke depan dari jurusan ini sangat cerah untuk mengisi kekurangan – kekurangn paramedis yang kebutuhannya semakin meningkat di tiap desa untuk melayani masyarakat, karantina – karantina hewan, Instansi – Instansi Pemerintahan seperti di Balai Inseminasi Buatan, Balai Penyidikan Penyakit Hewan dan lainnya.
Semoga saja semakin banyak sekolah – sekolah yang dapat menciptakan asisten – asisten dokter hewan ini sehingga dapat membantu pekerjaan sang Dokter Hewan. Maju Terus Veteriner……..VETRO!!!






















By : Wd13_VeT ‘07’